Selasa, 22 Maret 2011

Kegiatan Siswa SLB Muhammadiyah Dekso





Kegiatan Siswa-siswa SLB Muhammadiyah Dekso.

Beberapa pembelajaran keterampilan yang diajarkan di SLB Muhammadiyah Dekso antara lain:
  1. Keterampilan Peternakan Memelihara Kelinci
  2. Keterampilan Pertanian
  3. Keterampilan Merajut Peci
  4. Keterampilan Manik-manik dan Kain Panel
  5. Keterampilan Membuat Sandal Spons
  6. Keterampilan Boga: Membuat Telor Asin, Mie, Es Krim dll.
Ternak kelinci selain dimanfaatkan dagingnya, juga dimanfaatkan kotoran dan urinenya. Daging kelinci yang dimasak selain terasa lezat, nilai gizinya juga tinggi. Sedangkan kotoran dan urine kelinci dimanfaatkan sebagai pupuk yang sangat besar manfaatnya bagi tumbuhan. Di SLB Muhammadiyah Dekso kotoran dan urine kelinci dibuat pupuk kocor. Pupuk kocor adalah pupuk organik cair yang terbuat dari campuran kotoran dan urine kelinci dengan EM buatan sendiri dari buah nanas dan gula pasir yang diblander dicampur air secukupnya. Fermentasi pupuk kocor ini sangat baik bagi semua jenis tanaman, baik tanaman sayuran, padi, jagung, tanaman keras dll. Ternak kelinci di SLB Muhammadiyah Dekso ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai pendukung pembelajaran Keterampilan Pertanian, dimana dalam bercocok tanam pasti membutuhkan pupuk. Salah satu pupuk terbaik adalah kotoran dan urine kelinci. Jadi antara ternak kelinci dan pertanian mempunyai hubungan yang erat dan saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) maksudnya dari ternak kelinci didapat kotoran dan urine, dari pertanian didapat rumput yang terdapat di sekitar tanaman. Karena pupuk kocor ini sangat baik bagi semua jenis tanaman maka rumput di sekitar tanaman pun ikut subur sehingga dapat dijadikan makanan kelinci disamping makanan yang lain.
Keterampilan Merajut Peci diajarkan kepada siswa terkandung maksud agar siswa terampil membuat peci rajutan, dimana peci merupakan penutup kepala yang banyak dipakai orang baik dalam acara resmi maupun santai, bahkan bagi umat Islam ketika shalat dan mengaji juga memakai peci. Dengan kemampuannya dalam membuat peci ini diharapkan siswa mampu menghidupi diri dengan hasil karyanya berujut peci yang dijual di pasaran.
Keterampilan manik-manik dan kain panel SLB Muhammadiyah Dekso menghasilkan: Tas, kalung, gantungan kunci dll. Dengan diberikannya pembelajaran keterampilan manik-manik dan kain panel, siswa mempunyai tambahan keterampilan yang dapat dijadikan sebagai modal berujut kemampuan life skill agar kelak dapat hidup mandiri di masyarakat.
Keterampilan Membuat Sandal Spons yang diajarkan di SLB Muhammadiyah Dekso mulai ada peningkatan kualitas, terbukti sandal spons yang biasa dibeli di pasar cepat rusak, tetapi sandal buatan siswa-siswa ini jauh lebih awet dan tahan lama. Bahkan jika ada peminat, bisa memesan bagaimana bentuk dan ukuran yang diinginkan. Melalui pembelajaran ini siswa-siswa SLB Muhammadiyah Dekso mampu membuat sandal spons baik untuk dipakai sendiri maupun dijual.
Keterampilan Boga yang dilaksanakan di SLB Muhammadiyah Dekso meliputi Membuat Telor Asin, Mie, Es Krim dll. Telor asin ini dibuat untuk dijual kembali dengan menitipkannya ke warung-warung dan juga melayani pembeli yang langsung beli di tempat. Setiap pembuatan telor asin masih dalam kapasitas kecil, karena ini dilakukan sebagai proses pembelajaran pada siswa belum sampai level produsen. Akan tetapi meski baru level belajar, nilai mutunya tak kalah baik dengan telor asin yang sudah beredah di pasaran. Jadi dalam pembuatan telor asin ini masih dalam partai kecil, yang biasanya dalam seminggunya baru membuat 100-200 butir telor.
Untuk pembuatan mie dilakukan siswa ketika ada acara Pemberian Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah (PMTAS) dan event-event tertentu. Untuk PMTAS suatu saat membuat sendiri salah satunya dengan membuat mie ayam, bakso, mie goreng dll dengan mie buatan sendiri disamping suatu saat beli makanan jadi. Dengan mie buatan sendiri dijamin aman tanpa bahan campuran/kimia yang berbahaya, karena mie ini tanpa bahan pengawet dan formalin.
Es krim juga dibuat untuk menambah wawasan dan kemampuan siswa-siswa SLB Muhammadiyah Dekso agar mampu hidup mandiri dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya setelah lulus sekolah.
Jadi pada dasarnya siswa-siswa SLB lebih membutuhkan pembelajaran keterampilan dari pada pembelajaran akademis, akan tatapi pendidikan yang sifatnya akademis pun tak boleh dikesampingkan paling tidak 60% : 40% (60% keterampilan, 40% akademis). Mereka lebih bisa dididik keterampilan daripada akademis. Dengan pembelajaran keterampilan maka tujuan pendidikan di SLB akan tercapai yakni: Setelah selesai belajar di SLB, anak mampu hidup mandiri di masyarakat dan tidak menjadi beban keluarga dan masyarakat sekitarnya.